1. Algoritma Mapping Relasi Entitas (ER) Ke Relasi Tabel.
Di
dalam basis data yang menjadi pusat perhatian dan intisari sistem adalah tabel
dan relasinya. Istilah tabel ini muncul dari abstraksi data pada level physical.
Tabel ini sama artinya dengan entitas dari model data pada level konseptual.
Setiap orang bisa membuat tabel tetapi membuat tabel yang baik tidak semua
orang dapat melakukannya. Kebutuhan akan membuat tabel yang baik ini ini
melahirkan beberapa teori atau metode antara lain ialah mapping ERto table dan Normalisasi.
Pada
uraian materi ini akan menjelaskan mapping ER ke tabel sedangkan topik
normalisasi akan dijelaskan dalam kegiatan 6. Algoritma atau Langkahlangkah
yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke tabel relasional yaitu sebagai
berikut:
A. Untuk setiap entitas kuat EK, buat
tabel baru EK yang menyertakan seluruh simple atribut dan simple atribut dari
composite atribut yang ada. Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.
B. Untuk setiap entitas lemah EH, buat
tabel baru EH dengan mengikutsertakan seluruh simple atribut. Tambahkan primary
key dari entitas kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai
primary key bersama-sama partial key dari entitas lemah.
C. Untuk setiap multivalued atribut R,
buatlah tabel baru R yang menyertakan atribut dari multivalue tersebut.
Tambahkan primary key dari relasi yang memiliki multivalue tersebut. Kedua
atribut tersebut membentuk primary key dari tabel R.
D. Untuk setiap relasi binary 1:1, tambahkan
primary key dari sisi yang lebih “ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”.
Suatu sisi dianggap lebih “berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi
total. Tambahkan juga simple atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi
yang lebih “berat”. Apabila kedua partisipasi adalah sama-sama total atau
samasama partial, maka dua entitas tersebut boleh digabung menjadi satu table.
E. Untuk setiap relasi binary 1:N yang
tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N).
Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”.
Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut.
F. Untuk setiap relasi binary M:N,
buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh simple atribut yang terdapat pada
relasi biner tersebut. Tambahkan primary key yang terdapat pada kedua sisi ke
tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari kedua sisi tersebut digabung
menjadi satu membentuk primary key dari tabel R.
G. Untuk setiap relasi lebih dari dua
entitas, n-nary (ternary), meliputi dua
alternatif yaitu:
- Buatlah tabel R yang menyertakan seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
- Mengubah bentuk relasi ternary menjadi entitas lemah, kemudian memperbaiki nrelasi yang terjadi antara entitas lemah tersebut dengan entitas-entitas kuatnya dan melakukan algoritma mapping sesuai dengan aturan mapping.
2. Contoh Mapping ER Ke Tabel Sistem Basis Data Perusahaan.
Uraian
dibawah ini menjelaskan urutan langkah memetakan ER ke relasi tabel. Kasus yang
diambil adalah sistem basis data perusahaan A seperti dijelaskan dalam kegiatan
belajar 3 dan 4. Soal:
- Bacalah kembali uraian materi dan
kegiatan belajar 3 dan 4.
- Berdasarkan uraian materi tentang algoritma mapping ER ke tabel buatlah relasi antar tabel dari ER diagram sistem basis data perusahaan A seperti telah dijelaskan dalam uraian materi kegiatan belajar 3 dan 4.
Penyelesaian:
1.
Berdasarkan algoritma nomor 1 aturan tentang
entitas kuat maka lakukan beberapa langkah dibawah ini:
A.
Untuk setiap entitas kuat Entitas Kuat, buat tabel baru Eks.
B.
Sertakan seluruh simple atribut.
C.
Sertakan simple atribut dari composite atribut yang ada.
D.
Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.
2.
Berdasarkan algoritma nomor 2 aturan
tentang entitas entitas lemah. Untuk setiap entitas lemah EH, laakukan beberapa
langkah dibawah ini:
A. Buat tabel baru EH.
B. Sertakan seluruh simple atribut
C. Tambahkan primary key dari entitas
kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai primary key
bersama-sama partial key dari entitas lemah.
3.
Berdasarkan algoritma nomor 2 aturan tentang relasi multivalue atribut.Untuk
setiap multivalued atribut R,
- Buatlah tabel baru R yang
menyertakan atribut dari multivalue tersebut.
- Tambahkan primary key dari relasi
yang memiliki multivalue tersebut. Kedua atribut tersebut membentuk
primary key dari tabel R
4.
Untuk setiap relasi binary 1:1
tambahkan primary key dari sisi yang lebih
“ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”. Suatu sisi dianggap lebih
“berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga simple
atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih “berat”.
5. Untuk setiap relasi binary 1:N
yang tidak
melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N).
Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”.
Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut.
6.
Untuk setiap relasi binary M:N
buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh
simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan primary key
yang terdapat pada kedua sisi ke tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari
kedua sisi tersebut digabung menjadi satu membentuk primary key dari tabel R.
7. Untuk setiap relasi n-ary (ternary),
A. Buatlah tabel R yang menyertakan
seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key
tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple
atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
B. Sama dengan proses yang dilakukan
untuk langkah ke 6. Karena dalam ER-D perusahaan ini tidak ada relasi n-ary
maka langkah ini tidak dilakukan.
Dengan
menggunakan cara yang sama dapat dilakukan pemetaan ER diagram ke tabel untuk
setiap relasi entitas dari ER diagram sistem basis data perusahaan A.
RANGKUMAN
Di
dalam basis data yang menjadi pusat perhatian dan intisari sistem adalah tabel
dan relasinya. Istilah tabel ini muncul dari abstraksi data pada level
physical. Tabel ini sama artinya dengan entitas dari model data pada level
konseptual. Kebutuhan akan membuat tabel yang baik ini ini melahirkan beberapa
teori atau metode antara lain ialah mapping ERto table dan Normalisasi. Algoritma atau
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke tabel relasional
meliputi tujuh aturan yaitu : 1) ketentuan
entitas kuat. 2) ketentuan entitas lemah. 3) ketentuan atribut muultivalue. 4)
Ketentuan relasi binary one to one. 5) ketentuan Ketentuan relasi binary one to
many. 6) Ketentuan relasi binary many to many. 7) Ketentuan relasi ternary
(n-narry)