Langsung ke konten utama

Kegiatan belajar 5: Mapping Relasi Entitas ke Relasi Tabel


1. Algoritma Mapping Relasi Entitas (ER) Ke Relasi Tabel.

Di dalam basis data yang menjadi pusat perhatian dan intisari sistem adalah tabel dan relasinya. Istilah tabel ini muncul dari abstraksi data pada level physical. Tabel ini sama artinya dengan entitas dari model data pada level konseptual. Setiap orang bisa membuat tabel tetapi membuat tabel yang baik tidak semua orang dapat melakukannya. Kebutuhan akan membuat tabel yang baik ini ini melahirkan beberapa teori atau metode antara lain ialah mapping ERto table  dan Normalisasi.

Pada uraian materi ini akan menjelaskan mapping ER ke tabel sedangkan topik normalisasi akan dijelaskan dalam kegiatan 6. Algoritma atau Langkahlangkah yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke tabel relasional yaitu sebagai berikut:

A.  Untuk setiap entitas kuat EK, buat tabel baru EK yang menyertakan seluruh simple atribut dan simple atribut dari composite atribut yang ada. Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.
B.  Untuk setiap entitas lemah EH, buat tabel baru EH dengan mengikutsertakan seluruh simple atribut. Tambahkan primary key dari entitas kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai primary key bersama-sama partial key dari entitas lemah.
C.  Untuk setiap multivalued atribut R, buatlah tabel baru R yang menyertakan atribut dari multivalue tersebut. Tambahkan primary key dari relasi yang memiliki multivalue tersebut. Kedua atribut tersebut membentuk primary key dari tabel R.
D.    Untuk setiap relasi binary 1:1, tambahkan primary key dari sisi yang lebih “ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”. Suatu sisi dianggap lebih “berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga simple atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih “berat”. Apabila kedua partisipasi adalah sama-sama total atau samasama partial, maka dua entitas tersebut boleh digabung menjadi satu table.
E.  Untuk setiap relasi binary 1:N yang tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N). Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”. Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut.
F.    Untuk setiap relasi binary M:N, buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan primary key yang terdapat pada kedua sisi ke tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari kedua sisi tersebut digabung menjadi satu membentuk primary key dari tabel R.
G.   Untuk setiap relasi lebih dari dua entitas, n-nary (ternary), meliputi  dua alternatif  yaitu:
  1. Buatlah tabel R yang menyertakan seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
  2. Mengubah bentuk relasi ternary menjadi entitas lemah, kemudian memperbaiki nrelasi yang terjadi antara entitas lemah tersebut dengan entitas-entitas kuatnya dan melakukan algoritma mapping sesuai dengan aturan mapping.

2. Contoh Mapping ER Ke Tabel Sistem Basis Data Perusahaan.

Uraian dibawah ini menjelaskan urutan langkah memetakan ER ke relasi tabel. Kasus yang diambil adalah sistem basis data perusahaan A seperti dijelaskan dalam kegiatan belajar 3 dan 4. Soal:
  1. Bacalah kembali uraian materi dan kegiatan belajar 3 dan 4.
  2. Berdasarkan uraian materi tentang algoritma mapping ER ke tabel buatlah relasi antar tabel dari ER diagram sistem basis data perusahaan A seperti telah dijelaskan dalam uraian materi kegiatan belajar 3 dan 4.
Penyelesaian:

1. Berdasarkan algoritma  nomor 1 aturan tentang entitas kuat maka lakukan beberapa langkah dibawah ini:

A. Untuk setiap entitas kuat Entitas Kuat, buat tabel baru Eks.
B. Sertakan seluruh simple atribut.
C. Sertakan simple atribut dari composite atribut yang ada.
D. Pilih salah satu atribut kunci sebagai primary key.

2. Berdasarkan algoritma  nomor 2 aturan tentang entitas entitas lemah. Untuk setiap entitas lemah EH, laakukan beberapa langkah dibawah ini:

A.    Buat tabel baru EH.
B.    Sertakan seluruh simple atribut
C.  Tambahkan primary key dari entitas kuatnya (owner entity type) yang akan digunakan sebagai primary key bersama-sama partial key dari entitas lemah.

3. Berdasarkan algoritma nomor 2 aturan tentang relasi multivalue atribut.Untuk setiap multivalued atribut R,

  1. Buatlah tabel baru R yang menyertakan atribut dari multivalue tersebut.
  2. Tambahkan primary key dari relasi yang memiliki multivalue tersebut. Kedua atribut tersebut membentuk primary key dari tabel R
4. Untuk setiap relasi binary 1:1
tambahkan primary key dari sisi yang lebih “ringan” ke sisi (entitas) yang lebih “berat”. Suatu sisi dianggap lebih “berat” timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga simple atribut yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih “berat”.
5.  Untuk setiap relasi binary 1:N
yang tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih “berat” (sisi N). Tambahkan primary key dari sisi yang “ringan” ke tabel sisi yang lebih “berat”. Tambahkan juga seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut.

6. Untuk setiap relasi binary M:N
buatlah tabel baru R dengan atribut seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan primary key yang terdapat pada kedua sisi ke tabel R. Kedua foreign key yang didapat dari kedua sisi tersebut digabung menjadi satu membentuk primary key dari tabel R.

7.  Untuk setiap relasi n-ary (ternary),
A.  Buatlah tabel R yang menyertakan seluruh primary key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n foreign key tersebut akan membentuk primary key untuk tabel R. Tambahkan seluruh simple atribut yang terdapat pada relasi n-ary tersebut.
B. Sama dengan proses yang dilakukan untuk langkah ke 6. Karena dalam ER-D perusahaan ini tidak ada relasi n-ary maka langkah ini tidak dilakukan.

Dengan menggunakan cara yang sama dapat dilakukan pemetaan ER diagram ke tabel untuk setiap relasi entitas dari ER diagram sistem basis data perusahaan A.

RANGKUMAN

Di dalam basis data yang menjadi pusat perhatian dan intisari sistem adalah tabel dan relasinya. Istilah tabel ini muncul dari abstraksi data pada level physical. Tabel ini sama artinya dengan entitas dari model data pada level konseptual. Kebutuhan akan membuat tabel yang baik ini ini melahirkan beberapa teori atau metode antara lain ialah mapping ERto table  dan Normalisasi. Algoritma atau Langkah-langkah yang dilakukan untuk memetakan ER diagram ke tabel relasional meliputi tujuh  aturan yaitu : 1) ketentuan entitas kuat. 2) ketentuan entitas lemah. 3) ketentuan atribut muultivalue. 4) Ketentuan relasi binary one to one. 5) ketentuan Ketentuan relasi binary one to many. 6) Ketentuan relasi binary many to many. 7) Ketentuan relasi ternary (n-narry)

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal & Jawaban Konfigurasi Server FTP

Pilihlah satu dari kemungkinan jawaban yang paling benar soal-soal berikut  ini! 1. Port komunikasi protocol transfer file adalah : a. Port 20 b. Port 21 c. Port 25 d. Port 110 2. Koneksi FTP aktif menggunakan port-port server FTP: a. Port koneksi 21, port sambungan data 20 b. Port koneksi 21, port sambungan data 10000 c. Port koneksi 20, port sambungan data 10000 d. Port koneksi 20, port sambungan data 21 3. Koneksi FTP pasif menggunakan port-port server FTP: a. Port koneksi 21, port sambungan data di bawah 10000 b. Port koneksi 21, port sambungan data 10000 c. Port koneksi 21, port sambungan data di atas 10000 d. Port koneksi 21, port sambungan data 20 4. Juru bahasa/penghubung protokol yang bertanggung jawab untuk mengatur control koneksi pada server, adalah a. User Data Transfer Process b. User Protocol Interpreter c. Server Data Transfer Process d. Server Protocol Interp

Kegiatan Belajar 9 : Tahapan Proses Normalisasi

1. Bentuk-Bentuk Normalisas Normalisasi data adalah proses yang berkaitan dengan model data relasional untuk mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat. Hasil dari proses normalisasi adalah tabel–tabel data dalam bentuk normal (normal form), yaitu tabel–tabel data yang terhindar dari dua hal yaitu: Pengulangan informasi. Potensi inkonsistensi data pada operasi pengubahan. Terdapat enam bentuk normal (normal form) dalam teknik normalisasi data, keenam bentuk tersebut adalah: Bentuk Normal Tahap pertama (1st  Normal Form) Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd Normal Form) Bentuk Normal Tahap Ketiga (3rd Normal Form) Bentuk Normal Boyce - Code (BCNF) Bentuk Normal Tahap Keempat (4rd Normal Form) Bentuk Normal Tahap Kelima  (4rd Normal Form) 2. Proses-Proses Normalisasi data Dalam proses normalisasi, data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. Ap

Pengertian Dan Macam-Macam Dioda Lengkap

Ada banyak jenis dioda yang mempunyai kegunaan khusus, antara lain: Dioda Zenar, merupakan dioda sambungan P-N dari Si atau Ge yang mendapatkan pengotongan banyak untuk prasikap balik, yang bekerja didaerah dadal (break down) dimana arus dibatasi oleh tahanan luar dan disipasi daya dari dioda. LED (Light Emiting Dioda) adalah dioda sambungan semikonduktor P-N yang jika diberi prasikap maju akan mengeluarkan cahaya tampak. Jika elektron bebas pada semikonduktor tipe N terletak pada pita energi yang lebih tinggi daripada hole didaerah semikonduktor tipe P maka jika elektron bebas berkombinasi dengan hole perbedaan (kelebihan) energi ini akan diubah menjadi panas atau cahaya. Pada Ge dan Si energi tersebut sebagian besar tidak ada. Tetapi pada Ga As atau Ga P atau Ga As P sebagian besar energi diubah menjadi cahaya. Photodioda sambungan P-N Merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya tahanan baliknya berubah menjadi lebih kecil. Dalam gelap, tahanan baliknya sangat besar seh